11 Juli 2025
Taman Nasional Baluran, yang terletak di perbatasan Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi, mencatat lonjakan pengunjung tertinggi sepanjang sejarahnya dalam semester pertama 2025. Data dari Balai Taman Nasional Baluran menunjukkan bahwa hingga Juni 2025, lebih dari 158.000 wisatawan domestik dan mancanegara telah berkunjung — naik 320% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Fenomena ini menobatkan Baluran sebagai destinasi ekowisata terpopuler di Jawa Timur, mengungguli Bromo dan Kawah Ijen dalam kategori “Natural Experience” versi East Java Tourism Board.
Daya Tarik “Afrika van Java”
Taman Nasional Baluran kerap disebut sebagai “Africa van Java” karena memiliki lanskap sabana luas, populasi satwa liar terbuka, serta panorama gunung dan laut yang unik.
🦌 Fitur utama taman nasional ini meliputi:
-
Sabana Bekol: rumah bagi ratusan rusa, kerbau liar, dan banteng Jawa
-
Gunung Baluran: gunung api purba setinggi 1.247 mdpl sebagai latar alami
-
Pantai Bama: habitat mangrove dan snorkeling alami
-
Menara Pandang Satwa: titik observasi terbaik untuk sunrise & satwa pagi hari
Konservasi dan Wisata Berkelanjutan
Peningkatan kunjungan tak mengganggu konservasi, karena pengelola menerapkan sistem kuota harian wisatawan, pemandu wajib, dan rute hijau.
Kepala Balai TNB, Ir. Kusno Rahadi, menjelaskan:
“Kami tidak mengejar volume, tapi kualitas wisatawan. Tujuan utama tetap konservasi satwa endemik seperti banteng dan elang Jawa.”
Program edukasi dan volunteer eco-ranger juga melibatkan komunitas mahasiswa untuk mengawasi zona rawan perburuan liar.
Wisatawan Mancanegara Kembali Masuk
Setelah pandemi, jumlah turis asing mulai pulih, terutama dari:
-
Belanda (nostalgia kolonial)
-
Jepang dan Korea Selatan (fotografi lanskap)
-
Australia (birdwatching dan camping)
Menurut data, 60% wisatawan menginap di homestay lokal, mendorong ekonomi mikro masyarakat Desa Wonorejo dan sekitarnya.
Pengembangan dan Inovasi Digital
Inovasi digital yang diluncurkan tahun ini turut mendorong popularitas Baluran:
📱 Aplikasi resmi “Baluran Explorer” memungkinkan wisatawan memesan tiket, memilih rute trekking, dan memantau status satwa liar secara real-time.
📡 Jaringan Wi-Fi ramah lingkungan juga telah dipasang di beberapa titik tanpa mengganggu habitat alam.
Kesimpulan
Kesuksesan Taman Nasional Baluran menjadi contoh bagaimana keseimbangan antara konservasi alam dan pengembangan wisata bisa berjalan berdampingan. Dengan dukungan digitalisasi, pengawasan ketat, dan pelibatan masyarakat lokal, Baluran menjadi simbol ekowisata masa depan Indonesia.