Pada kuartal kedua 2025, pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan mencapai 4,80 % year-on-year, sedikit menurun dari 4,87 % pada kuartal pertama—menandai laju terlemah hampir empat tahun terakhirReutersWorld Bank. Di satu sisi, angka ini menunjukkan ketahanan ekonomi di tengah tekanan global; di sisi lain, hal ini memunculkan pertanyaan tentang tantangan struktural dan potensi kebijakan untuk mendorong percepatan pertumbuhan.
Tantangan
-
Permintaan Domestik yang Lesu
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih terbebani oleh stagnasi upah riil dan tingginya pengangguran pemuda, sehingga mendorong konsumen bersikap hati-hati dalam belanjaReuters. -
Investasi yang Belum Memadai
Realisasi investasi swasta dan pemerintah masih terhambat oleh birokrasi dan ketidakpastian kebijakan fiskal, di mana pemangkasan anggaran menyebabkan perlambatan belanja pemerintah sebesar 1,38 % pada Q1 2025 dibandingkan ekspansi 4,17 % pada kuartal sebelumnyahttps://indonesiabusinesspost.com/. -
Ketergantungan pada Ekspor Komoditas
Meskipun ekspor tumbuh 11,29 % pada Juni 2025—dipacu akselerasi pengiriman menghadapi potensi kenaikan tarif AS—ketatnya persaingan di pasar global dan kebijakan proteksionis dapat menekan ekspor ke depanReuters.
Peluang
-
Stimulus Fiskal dan Likuiditas Perbankan
Pemerintah menggelontorkan paket stimulus senilai Rp 24 triliun untuk mendorong konsumsi, serta menempatkan dana pada bank-bank BUMN agar suku bunga kredit koperasi desa dapat ditekan hingga 6 %—memberi ruang bagi pertumbuhan sektor riilReuters. -
Reformasi Investasi dan Sovereign Wealth Fund
Peluncuran Dana Moneter Negara “Danantara” diharapkan menarik arus modal jangka panjang, sementara penyederhanaan perizinan investasi akan mempercepat realisasi proyek infrastruktur besarWorld Bank. -
Digitalisasi Ekonomi
Pengembangan ekosistem digital, dari e-commerce hingga fintech, membuka akses pasar baru bagi UMKM dan meningkatkan efisiensi sektor jasa, yang dapat menopang pertumbuhan konsumsi domestik.
Strategi Percepatan
-
Penajaman Kebijakan Moneter: Bank Indonesia telah menurunkan BI Rate dan diperkirakan kembali memangkas suku bunga untuk memberi ruang likuiditas lebih luas bagi pelaku usahaReuters.
-
Perkuat Jaringan Infrastruktur: Penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) diharapkan meningkatkan konektivitas dan menurunkan biaya logistik, merangsang investasi daerah.
-
Peningkatan Sumber Daya Manusia: Program pelatihan vokasi dan insentif bagi industri padat karya dapat mengurangi mismatch keterampilan dan menurunkan tingkat pengangguran pemuda.
Penutup
Angka pertumbuhan 4,8 % pada 2025 menegaskan bahwa Indonesia berada pada persimpangan: memerlukan sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan struktural untuk mengatasi tantangan permintaan domestik dan ketergantungan ekspor, sekaligus memanfaatkan peluang dari digitalisasi dan inisiatif investasi baru. Dengan langkah terintegrasi, target pertumbuhan yang lebih ambisius bisa diwujudkan.